Galon Air Mineral Isi Ulang Berbahaya bagi Kesehatan
BERITA KESEHATAN BERITA UNIK

Galon Air Mineral Isi Ulang Berbahaya bagi Kesehatan

Marioqqlounge – Galon Air Mineral Isi Ulang Berbahaya bagi Kesehatan Klaim kesimpulan Perkumpulan Jurnalis Peduli Kesehatan dan Lingkungan (JPKL) yang menemukan tingkat migrasi BPA pada sampel galon isi ulang 

berkisar antara 2 hingga 4 parts per million (ppm) atau di atas batas toleransi yang di izinkan BPOM 0,6 ppm.

Namun, TÜV NORD Indonesia Laboratories, yang di minta melakukan pengujian itu mengatakan uji lab itu tidak bisa di jadikan kesimpulan terhadap kadar BPA dalam galon guna ulang.

Baca Juga : Markis Kido Meninggal Dunia Ketika Sedang Bermain Bulutangis

Berikut ini Galon Air Mineral Isi Ulang Berbahaya bagi Kesehatan

TUV Nord Indonesia beralasan karena sampel yang digunakan untuk uji lab itu berasal dari customer, dalam hal ini JPKL.

Jadi, dari sisi pengambilan sampel tidak bisa mewakili yang ada di pasaran.
TUV Nord Indonesia juga menegaskan bahwa lembaganya bukan merupakan lembaga penelitian.

“Kita hanya terima saja permintaan pengujian sampel. Galonnya dari
mereka. Jadi tidak mewakili galon-galon yang ada di pasaran juga,” kata Asisten Manajer Sales TÜV NORD Indonesia Laboratories, Angga S Tp, 

Angga mengatakan TUV itu hanya lab independen yang menganalisa sampel atas permintaan para customer dan bukan lembaga yang melakukan penelitian.

“Jadi, kalau penelitiannya bukan kita yang melakukan. Kita hanya menganalisa saja si produk galon guna ulang tersebut.

Sampelnya itu dari yang meminta kita untuk melakukan uji lab. Jadi, sampelnya bukan dari kita juga tapi dari customer,” ucapnya.

Soal pemberitaan JPKL, dia menegaskan hanya menganalisa kadar BPA itu dari sampel yang di berikan customer dan sesuai dengan permintaan mereka.

“Sebagai lab independen, kita menerima sampel dari siapapun. Tapi terkait JPKL itu saya kurang paham juga. Itu kita anggap customer kita. Cuma yaitu,

yang di uji bukan air tapi galonnya. Itu memang ada permintaannya dari JPKL. Tapi, kita nggak tahu maksud mereka publish itu untuk apa,” tuturnya.

Dia mengatakan tidak ada juga ijin tertulis dari TUV mengenai hasil lab yang di publish JPKL itu.

“Karenanya, kita saat ini juga lagi meminta konfirmasi dari JPKL. Kita kaget, kenapa nama kita di tulis dalam pemberitaan tersebut.

Mereka tidak ada ijin juga untuk menulis nama kita di pemberitaan tersebut. Kita lagi coba hubungi orang JPKL tapi belum ada respon,”

BPOM Nyatakan Aman

Menurutnya, TUV memang tidak pernah tahu maksud dan tujuan uji lab itu di lakukan. “Karena kita kan banyak juga customer lain yang menganalisa ke kita,

tapi kita tidak pernah tanya tujuannya untuk apa. Apakah itu buat
registrasi atau internal saja. Kita hanya melakukan uji lab sesuai dengan permintaan mereka saja, apa yang harus diuji,” ucapnya.

Ketua JPKL Roso Daras mengatakan, pada Maret 2021, JPKL mengirimkan sampel beberapa galon isi ulang yang kemasannya mengandung BPA,

sesuai permintaan BPOM. Galon tersebut di peroleh dari mata rantai di stribusi AMDK galon isi ulang.

Selanjutnya, galon tersebut di kirim ke Tuv Nord Laboratory Service untuk
di analisis kadar migrasi BPA. Analisis tersebut di lakukan selama 25 hari menggunakan parameter BPA Metode SNI 7626-1:2017.

BPOM sendiri dalam rilisnya menegaskan bahwa mereka secara rutin melakukan tes sampel dari pasar mengenai keamanan galon guna ulang.

Hasil tes BPOM menunjukkan tingkat migrasi BPA dalam galon guna ulang sangat jauh di bawah ambang batas yang dilakukan sehingga aman untuk di gunakan.

Standar batas migrasi BPOM utk BPA adalah 0,6 ppm lebih tinggi dibanding standar keamanan pangan Eropa.

Sumber : Marioqq Poker Online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *